dimatamu aku tak bermakna, tak punyai arti apa-apa
kau hanya inginkanku, saat kau perlu
tak pernah berubah
kau hanya inginkanku, saat kau perlu
tak pernah berubah
Dear diary,
Jatuh cinta sama sahabat sendiri, adalah hal terbodoh yang
pernah kulakukan. Harus berapa kali aku merutuki diriku sendiri untuk tak jatuh
cinta sama dia.
Sungguh menyakitkan saat dilupakan dan tak dianggap sama sahabat, teman kecilku, teman yang slalu ada untukku.
Sungguh menyakitkan saat dilupakan dan tak dianggap sama sahabat, teman kecilku, teman yang slalu ada untukku.
Cakka Kawekas Nuraga, nama
yang selalu ada di hatiku, orang yang selalu bisa membuatku salting saat
bersamanya. Di dunia ini banyak beribu cowok, tapi mengapa aku harus mempunyai
perasaan lain terhadapnya?
Apa aku salah mencintai
sahabat sendiri? Aku tak tahu apa-apa, perasaan itu muncul begitu saja. Aku Oik
Cahya Ramadlani, hanya seorang gadis yang baru mengenal apa itu ‘CINTA’ tapi
kenapa Cinta Pertamaku setragis ini?
***
Seperti biasa Oik berangkat ke sekolah
dengan Cakka sahabatnya. Dari kecil mereka selalu masuk dalam satu sekolah. Apa
itu yang dinamakan ‘TAKDIR’?
“Ik, dah sampai.”
“Oh, iya. Masuk yuk udah mau bel nih
Kka”
“Ayo”
Mereka pun memasuki kelas bersama-sama.
Sesaat kemudian
‘Teeeeeeeettttt’ akhirnya bel istirahat
pun telah berkumandang. Ini adalah saat-saat paling menyenangkan bagi semua
murid SMA CANVAS. Terutama Cakka dan Oik, mereka berdua emang selalu bareng
kemana-mana.
“Ik, aku mau ngomong sesuatu nih” Ujar
Cakka saat kelas sudah mulai sepi karna murid-muridnya lari ke kantin.
“Ya udah ngomong aja disini” Jawab Oik
dengan nada yang terbilang cukup santai. Padahal, daritadi jantungnya
dag-dig-dug mulu waktu Cakka megang tangannya.
“Gak bisa disini. Ke taman aja yuk” ajak
Cakka kemudian yang sudah menarik tangan Oik keluar.
Sesampainya di taman.
“Cakka, lepasin!”perintahnya. “Mau
ngomong apa’an sih? Kok kayaknya penting gitu?” tanya Oik heran, karena tak
biasanya Cakka seperti ini.
“Kamu tahu gak? Saat ini itu aku lagi
suka sama seseorang”
“Teruss?” Tanya Oik singkat.
“Dengerin dulu dong! Aku pingin nembak
itu anak tapi aku gak berani” Cengir Cakka.
‘Cakka suka sama orang? Ya Allah Cobaan apa ini? Kok aku kayaknya gak
rela gitu ya. Aku takut kalau dia udah jadian, ntar aku dilupain.’ Batin Oik
“Ik, kamu kok bengong gitu sih? Daritadi
kamu gak dengerin aku ya?” tanya Cakka mengagetkan Oik.
“Eh gak eh iya aku dengerin kamu kok”
Ucapnya gagap sambil memaksakan senyum. “Emangnya kamu suka sama siapa Kka?”
tanya Oik kemudian sambil menatap mata Cakka.
Saat ini Mereka saling berhadapan.
“Sebenernya aku suka sama Shilla, kelas
XI.IPA.1” Jawab Cakka sambil mengembangkan senyumnya.
“Oh” sedangkan Oik hanya membalasnya
singkat mendadak ekspresi mukanya berubah sedih. Namun ternyata Cakka tak
menyadarinya.
“Oh ya, Ik kamu maukan bantuin aku buat
deket sama Shilla? Kamu kan temen satu cheers. Ayolah Ik?” mohon Cakka sangat
berharap berharap Oik akan membantunya.
‘mungkin dengan aku menyatukan Cakka dan Shilla, aku bisa bahagia karna
Cakka pasti akan bahagia. Melihatnya bahagia aku juga ikut bahagia walau itu
bukan ‘aku’ yang membuatnya bahagia.karna aku tak sanggup bila melihatnya
sedih. Aku hanya pingin jadi sahabat yang baik buat dia’
“Tuh kan daritadi kamu bengong. Ik, Mau
kan? Bantuin aku. Mau ya, Please” mohon Cakka sangat sambil menaik turunkan
alisnya.
“Iya deh aku bantu” Jawab Oik akhirnya
sambil tersenyum walaupun sebenarnya ia tak bisa untuk melakukannya.
“Yeah, makasih Oikku” Cakka
senyam-senyum sendiri, reflek memeluk Oik.
Oik kaget dengan Cakka yang memeluknya
tiba-tiba, namun ia seneng juga. Pelukan Cakka nyaman dan hangat. Kemudian ia
berfikir lagi mungkin saja itu pelukan terakhirnya dengan Cakka. Tak terasa
setetes air jatuh dari kelopak matanya. Buru-buru ia menghapusnya, takut
ketahuan Cakka. Itu berarti sama saja dengan membuatnya sedih.
“Eh, sorry Ik. Tadi kelepasan. Hehehe.
Maklum masih seneng” Ujar Cakka tiba-tiba dan melepaskan pelukannya dari Oik.
“Iya, gak apa-apa kok Kka” sekali lagi
Oik berusaha untuk tersenyum.
Mulai hari ini Oik bertekad untuk
menghapus semua perasaannya ke Cakka. Karna ia tahu, Cakka lebih bahagia dengan
Shilla nantinya.
Saat ini Oik masih latihan Cheers
bersama timnya. Disini Oik menjadi ketuanya. Seteleha tiga puluh menit berlalu,
merekapun istirahat untuk sekedar melepas peluh.
Oik menghampiri Shilla yang masih
bercerita dengan teman-temannya, mungkin lagi seru. Pikir Oik. Ia pun
menghampiri Shilla untuk melancarkan aksinya.
Satt sudah tepat di hadapan Sihlla. “Hay
shill, sibuk ya?” sapa Oik dengan senyum untuk sekedar basa-basi.
“Eh, Oik. Gak kok, ini lagi
cerita-cerita aja ma Via. Ada apa ya Ik?”
“Shill, aku mau bicara sesuatu sama
kamu.”
“Oh ya udah kalau gitu disini aja” Suruh
Shilla dengan senyumnya.
“Emmm, kayaknya kita perlu bicara berdua
deh” Ujar Oik.
Kini Oik dan Shilla hanya berdua saja di
taman sekolah.
“Mau bicara apa Ik?” tanyanya memecah
keheningan.
“Kamu mau gak jalan sama Cakka?” tanya
Oik
“kamu gila ya? Gak mungkin lah, kamu
tahukan kalau aku tuh suka sama Kak Riko” shilla hanya geleng-geleng kepala.
“Bukannya kamu suka sama Cakka? Maaf Ik, aku gak bisa”
“Shilla, please. Kamu mau ya? Iya aku
tahu kamu suka sama Kak Riko. Aku tahu itu, mungkin melihat Cakka bahagia itu
sudah cukup untuk membuatku ikut bahagia.” Ujar Oik. “Lagian ini semua bukan
mau ku, ini semua permintaan Cakka. Dia suka sama kamu Shilla, mungkin aku
hanya dia anggap sebagai sahabat dan itu tak lebih dari seorang sahabat. Aku
pingin membuatnya bahagia sekali saja.” Sesaat kemudian keadaan menjadi hening.
“Tapi Ik”
“Kalau kamu anggap aku teman, terimalah.
Hitung-hitung kamu membantu temanmu”
“Baiklah kalau itu maumu, aku akan
melakukannya. Tapi jangan pernah salahkan aku kalau nantinya perasaanku berubah
ke Cakka.”
“Makasih ya Shill”
Akhirnya Shilla menerima permintaan Oik.
Yah, permintaan konyol yang tak banyak orang melakukannya. Sebuah permintaan
untuk menjadi pacar dari orang yang ia sangat cintai. Oik tahu ini baru awal
cerita,
***
Hari demi hari beralu sejak Shilla
menerima tawaran itu. Oik kini merasa Cakka telah menjauh dari dirinya. Padahal
ini baru awal,
Dulunya yang Cakka selalu berangkat
bersama dengan dirinya, ke kantin bareng, hari minggu ke tempat basecamp, tapi
itu dulu. Kini Semua itu digantikan dengan Shilla disisi Cakka, Oik juga kini
jarang bertemu dengan Cakka di rumahnya. Mungkin Cakka hampir tak pernah ke
basecamp lagi. Oik kini lebih sering
bersama Acha dan Sivia. Seperti saat ini mereka sedang berlatih Cheers.
“Oik, Shilla kok jarang masuk latihan
sih?” Tanya Sivia heran.
“Iya Ik, hp’a juga jarang aktif” timpal
Acha.
“Mungkin dia lagi sibuk, ya udah Via,
Acha kita lanjutin latihannya yuk” Jawab Oik. Ia menghembuskan nafas berat.
“Ik, kamu gak kenapa-napa kan?” tanya
Via khawatir.
“Gak kok.” Jawab Oik singkat sambil
tersenyum untuk meyakinkan teman-temannya kalau dia tidak kenapa-napa.
Tak terasa kini hari minggu kembali, Oik
berniat untuk ke basecamp walaupun ia tahu kalau Cakka tidak bakalan datang.
Oik menaiki mobilnya, hari ini jalanan
terlihat sangat sepi. Mungkin juga hati Oik yang ikut merasakan kesepian itu.
Sebuah mobil jass ungu memasuki sebuah
rumah yang di depannya terdapat halaman yang cukup luas dengan berbagai macam
pohon dan tanaman, yang membuat udara sejuk. Oik turun dari mobilnya, setelah
mengunci ia segera masuk ke dalam rumah itu. Disana ada Bi Rum yang sengaja
dibayar orangtua Oik dan Cakka untuk mengurus rumah itu.
“Assalamau’alaikum. Bi Rumi, ini Oik”
Ketika Oik memasuki sebuah rumah sederhana.
“Non Oik, kok gak bareng sama Den Cakka
datangnya?” tanya Bi Rumi heran.
“Oh iya, tadi Oik masih ada urusan”
‘dug..dug...dug..dug” suara pantulan
Bola basket terdengar.
“Bi, itu dibelakang siapa ya? Yang
mainbola?” tanya Oik heran karna ia tahu itu bukan Cakka.
“Oh, itu den Cakka.”
“Kok gak ada motornya bi didepan?”
“Motornya lagi di bengkel sebelah.”
“Ya udah bi, Oik ke belakang dulu ya”
“Iya non”
‘Dud..dug..dug..dug’ Cakka masih
terlihat serius mendribel bola basketnya. Tiba-tiba saja ia mendengar ada suara
derap langkah mendekatinya. Ia pun menghentikan permainannya, saat ia menoleh
“Oik? Kamu kesini juga?”Tanya Cakka
dengan mengembangkan senyumnya.
“Iya. Lagian juga tiap minggu aku kesini
kok. Kamu tuh yang gak pernah kesini.”
“Hehehe.. biasa lagi ‘PDKT’ sama Shilla.
Oh ya, makasih ya kamu udah bantu aku buat deket sama Shilla”
“No problem” jawabnya singkat.
Seharian ini mereka menghabiskan waktu
bersama di basecamp. Tanpa ada satu orangpun menganggu mereka.
‘Tuhan, aku berharap padaMu.
Semoga Cakka akan kembali dekat denganku seperti dulu.aku tahu, mungkin ini
hanya berlaku untuk hari ini saja. Lusa juga dia akan kembali ke dunianya
sendiri.Bahkan tadi dia tak menanyakan kabarku.’
***
kadang ingin kutinggalkan semua
pedih hati menahan dusta, diatas perih ini aku sendiri
selalu sendiri
1 Minggu telah berlalu dari pertemuannya
dengan Cakka di Basecamp. Hari ini disekolahnya terlihat heboh dengan kabar
Cakka dan Shilla jadian.
“Oik, sini deh” tarik Sivia sama Acha
mengajak Oik ke bangku saat ia baru saja datang.
“Ada apa sih? Kok kalian heboh banget?”
tanya Oik heran.
“Eh Shilla sama Cakka jadian.” Heboh
Acha.
“Oh”
“Kok jawabnya gitu sih Ik? Emangnya kamu
belum dikasih tau ya, sama Cakka?”tanya Sivia heran. “Dia kan sahabatmu. Kalau
sampai itu terjadi, aku gak bakal tinggal diam”
“Bener tuh.” Timpal Acha
“Aku udah tau kok dari Cakka kemarin.”
Jawab Oik berusaha biasa saja.
Inilah kelebihan Oik, dia tidak mau
membuat semua orang menganggap sahabatnya tak baik. Sampai saat ini dia belum
bicara dengan kedua temannya ini tentang hal yang sebenarnya.
1 Minggu telah berlalu dari pertemuannya
dengan Cakka di Basecamp. Hari ini disekolahnya terlihat heboh dengan kabar
Cakka dan Shilla jadian.
“Oik, sini deh” tarik Sivia sama Acha
mengajak Oik ke bangku saat ia baru saja datang.
“Ada apa sih? Kok kalian heboh banget?”
tanya Oik heran.
“Eh Shilla sama Cakka jadian.” Heboh
Acha.
“Oh”
“Kok jawabnya gitu sih Ik? Emangnya kamu
belum dikasih tau ya, sama Cakka?”tanya Sivia heran. “Dia kan sahabatmu. Kalau
sampai itu terjadi, aku gak bakal tinggal diam”
“Bener tuh.” Timpal Acha
“Aku udah tau kok dari Cakka kemarin.”
Jawab Oik berusaha biasa saja.
Inilah kelebihan Oik, dia tidak mau
membuat semua orang menganggap sahabatnya tak baik. Sampai saat ini dia belum
bicara dengan kedua temannya ini tentang hal yang sebenarnya.
Tak terasa, hari ini telah tiba , dimana
Cakka berulang tahun. Oik menyambutnya dengan gembira,. Ia sudah membuat
rencana dari jauh-jauh hari untuk membuat surprise buat Cakka.
Oik sudah siap dengan kue tar ukuran
kecil ditangannya. Dengan lilin berangka 17. Malam ini akan menjadi malam
terindah Cakka. Pikirnya. Kebetulan rumah Cakka cuman berada di samping
rumahnya. Jadi ia hanya membutuhkan waktu beberapa menit untuk sampai di rumah Cakka
dengan berjalan kaki.
‘ting,tong,ting,tong’ suara bel rumah
berbunyi. Kini Oik sudah berada di depan rumah Cakka.
Pintu terbuka, muncul wanita paruh baya
yang masih terlihat cantik dari dalam rumah.
“Malem tante” sapa Oik ramah.
“Eh Oik, Cakkanya masih ke rumah teman
katanya. Udah dari tadi sih, mungkin sebentar lagi dia pulang. Masuk dulu yuk
Ik” ajak tante Ida mamanya Cakka.
“Iya tan makasih, tapi Oik tunggu di
luar aja ya.”
“Ini udah malem, sebaiknya kamu masuk
aja gih. Di luar dingin, bentar lagi kayaknya mau turun hujan”
“Gak apa-apa kok tan, biar Oik bisa
langsung ketemu Cakka ntar. Oik kan mau kasih surprise buat ultah Cakka.”
Jawabnya senang
“Ya, ampun kamu ingat ya? Tante sampai
lupa lho, ya udah deh biar tante temenin aja ya”
“Makasih tante, tapi kayaknya tante
capek deh.”
“Gpp kok sayang, ini kan buat Cakka anak
tante.”
Akhirnya Oik dan tante Ida pun menunggu
kedatangan Cakka di ruang tamu.
1 jam kemudian, kini waktu sudah
menunjukkan jam 10.00 malam.
Oik masih berusaha untuk tidak tidur,
sedangkan tante Ida di sebelahnya sudah tidur dengan pulas nampaknya.
“Cakka mana sih? Udah jam segini dia kok
belum pulang?” tanya Oik entah pada siapa. “Ya, Allah tolong jaga dia” do’a
dalam hati.
“Oik, Cakka belum pulang ya?” tanya
tante Ida tiba-tiba.
“Iya tan”
“Ya udah, tente masuk kamar dulu ya.
Nanti kalau mau pulang minta anter Cakka.
Tak terasa kini sudah jam 11 malam, tak
lama kemudian terdengar suara deru motor memasuki halaman.
“mungkin itu Cakka.”
Tak lama kemudian muncul seorang cowok
dari arah pintu. Ruangan itu terlihat gelap. Tiba-tiba saja lampu menyala.
“Surprise” ujar Oik dengan membawa kue
tar.
“Oik? Ngapain kamu disini?” tanya Cakka
bingung.
“Happy Birtday Cakka” Oik menghiraukan
pertanyaan Cakka tadi.
“Aku tanya ngapain kamu disini?” Cakka
mengulang pertanyaannya.
“Ya buat surprise lah. Ya udah sekarang
kamu tiup lilinnya” Oik menyalakan lilinnya. “Sekarang kamu make a wish dulu.
Baru deh kamu tiup” Ujar Oik panjang lebar.
“Ik..”
“Ayo kka” ajak Oik sambil menarik tangan
Cakka, karna dari tadi Cakka hanya diam.
“Ik”
“Sekarang tiup deh”
“OIK CUKUP”bentak Cakka kemudian yang
mulai gerah dengan tingkah Oik.
Tiba-tiba suasana hening. Oik kini diam,
tapi tidak dengan otak dan hatinya. Oik kaget dengan bentakan Cakka, karena ini
baru kali pertamanya ia di bentak sahabatnya.
“Cak...Cakka”
“CUKUP YA! AKU CAPEK. SEKARANG AKU MAU
ISTIRAHAT. MENDING KAMU PULANG SANA!!!!!” bentak Cakka lagi dengan muka marah.
Bersamaan itu guntur menggelegar, di depan hujan lebat. Air mata Oik kini mulai
turun membentuk sungai kecil di kedua pipi chubbynya.
“Kamu kok bentak aku gitu sih? Apa salah
aku?” tanya Oik akhirnya dengan sesenggukan.
“Oik maaf. Sebaiknya kamu pulang
sekarang deh. aku udah ngantuk” Cakka kini berbicara dengan nada lembut dan
menyesal karna tadi udah berkata kasar dengan Oik.
“Apa kamu capek karna udah ngerayain
Ultahmu dengan ‘PACAR BARU KAMU’” ucapnya dengan menekan kata yang di capslock.
“Wajar kan?”tanya Cakka.
“Apa kamu lupa? Ok, semenjak kamu jadian
sama Shilla, kamu lupa sama aku. Kamu lupa dengan segalanya. Kamu lupa dengan
aku sahabatmu.” Kini Oik menjadi marah.
“Ik bukan maksud aku...”
“Ok fine, mulai sekarang kamu urus aja
tuh Shilla. Urus dunia barumu.”
“OIK CUKUP!!! MULAI SEKARANG SHILLA
PACARKU, JADI TOLONG HARGAIN DIA!! KAMU SAMA SHILLA ITU GAK ADA APA-APANYA OK.
KAMU BUKAN SIAPA-SIAPAKU JADI KAMU GAK ADA HAK BUAT IKUT CAMPUR SOAL DUNIAKU”
Oik menghela nafas sesaat. Ia kaget
dengan semua ucapan sahabatnya itu.“ jadi selama ini kamu gak pernah anggap aku
ada? Jadi apa arti aku dalam hidupmu? Musuhkah?” Oik sudah cukup capek dengan
semua perasaan yang slama ini mengganjalnya. “Kamu lupa dengan semua janjimu
dulu,. Aku hanya ingin jujur untuk yang terakhir kalinya sama kamu, CAKKA
KAWEKAS NURAGA, apa kamu pernah berfikir? Kalau aku menyukaimu, aku
menyayangimu lebih dari sekedar sahabat. Tidak kan? Aku melakukan semua ini,
aku bantu kamu buat jadian sama Shilla. Karna aku ingin melihatmu bahagia,
walaupun itu sakit. Sakit banget, karna aku tak pantas mempunyai perasaan itu”
Cakka tercenung dengan ungkapan Oik
barusan, Oik rela melakukan apa saja demi dirinya bahagia? Pikir Cakka.
Tapi karna ia sudah capek dan akal
sehatnya dikalahkan dengan amarah dan rasa kantuk tanpa sadar ia mengucapkan
kata yang sebenernya tak ingin ia katakan.
“Kalau kamu emang ingin melihatku
bahagia, mending sebaiknya kamu pergi dari kehidupanku dan Shilla! Pergi
jauh-jauh karna aku sudah muak”
“Kalau itu maumu aku akan pergi, Kecamkan
baik-baik itu” Karna kue yang tadi ia pegang telah jatuh, kini ia mengambil
sebuah kado di meja. “Aku lupa, ini kado buat kamu. Tapi kayaknya kado ini
sudah ‘tak penting’ lagi lagi buat kamu. Sayang banget ya kalau dibuang? Tapi
gpp deh, lagian juga ini kado dari ‘orang gak penting’ kayak aku.” Oik pun
membuang kado itu di dekat tong sampah yang ada di sebelahnya. setelah berucap
seperti itu Oik segera berlari keluar rumah Cakka, padahal diluar sana hujan
masih mengguyur dengan derasnya.
serpihan
hati ini, kupeluk erat
akan kubawa, sampai kumati
memendam rasa ini sendirian
ku tak tahu mengapa aku tak bisa
melupakanmu
akan kubawa, sampai kumati
memendam rasa ini sendirian
ku tak tahu mengapa aku tak bisa
melupakanmu
Sedangkan di dalam, Cakka masih melihat
Oik yang berlari sampai punggungnya tak terlihat lagi olehnya.
Cakka mengalihkan pandangannya, kue tar
dengan tulisan HB’day Cakka kini hancur lebur.Dan di dalam tong sampah ada
sebuah kado. Cakka segera mengambil, dan membuka kado itu. Kado itu berisi
sebuah miniatur gitar yang sejak dari dulu menjadi impiannya. Cakka tersenyum
tipis..
“Ik, aku pingin deh punya
miniature gitar yang seperti di toko itu. Tapi sayangnya aku gak punya uang,
pasti mahal harganya” Ujar seorang Cowok kwcil.
“Cakka mau itu? Iya deh,.
ntar kalau Oik udah gede, Oik beliin itu buat Cakka”
“Beneran Ik?”
“Iya”
“Ternyata kamu masih ingat Ik. Mungkin aku
sudah hampir lupa dengan itu. Tapi kamu masih mengingatnya, dan tepatin janji
kamu.” Gumamnya. “maafkan aku Oik, aku tadi gak bermaksud ngomong kasar sama
kamu. Pasti kamu marah banget sama aku, Aku bukan sahabat yang baik buat kamu”
Cakka membuka sebuah surat dari dalam
kado.
Hai Cakka,
Wah udah gede ternyata sobatku ini. J HB’day ya Kka, sweet seventeen.Wish you all the best ya. GBU always
,deh. Hh.. bingung nih mau ngomong apalagi. Maaf ya aku gak bisa kasih kamu
kado yang mahal. Maaf juga kalo kadonya jelek. Itu buatanku sendiri lho, :p
.kursus 1 bulan sama Bi Rumi. Susah juga ternyata bikin miniature, pantes aja
di toko harganya mahal. Aku harap kita bisa ngumpul lagi seperti dulu, aku
kangen Kka saat kita bikin hal-hal gila kayak dulu. Take care.
^Oik CR^
‘Aku janji bakal simpan ini baik-baik.’ J
“Kka, lho Oiknya mana?” tanya mamanya.
“Mama?emm, tadi Oik udah pulang”
Mamanya melihat ke arah kue yang
berantakan dan memalingkan pandangannya ke Cakka. “Apa tadi kamu sama Oik
berantem?”
“....”
“Cakka jawab mama!”
“I...iya ma. Tapi tadi Cakka gak ada
niat buat berantem. Habis Cakka capek sih”
“Ya tetep aja kamu salah. Tadi Oik udah
nunggu kamu dua jam disini. Ya udah kamu tidur sekarang! Besok kamu minta maaf
ke Oik”
“Iya ma”
***
Hari ini Oik bangun dengan
malas-malasan. Sepertinya dia malas untuk berangkat hari ini. Tapi bagaimanapun
ia harus berangkat, ia tak mau dianggap lemah oleh Cakka. Ia akan membuktikan
pada dunia&terutama Cakka, kalau ia sanggup menjalani hidup ini tanpa
seorang Cakka.
Sedangkan di tempat lain, Cakka bangun
dengan riangnya. Hari ini ia berniat untuk berangkat pagi&meminta maaf
kepada Oik. Sepertinya di dalam otaknya kini hanya ada Oik, sampai ia lupa
tidak menghampiri Shilla untuk menjemputnya.
Cakka menunggu kedatangan Oik, akhirnya
yang ditunggu-tunggu datang juga. Cakka segera menghampiri Oik, yang membuat
langkah gadis itu terhenti mendadak.
“Minggir” perintahnya jutek.
“Aku gak mau minggir. Aku mau ngomong
sama kamu” ujar Cakka kekeh.
“Bodo amat. Awas minggir” kini Oik
berhasil melewati Cakka, namun tak ada halangan dari Cakka.
‘Please Kka, panggil aku. Jangan biarkan aku pergi Kka!” batin Oik, namun ternyata Cakka tak ada tanda-tanda untuk memanggil
dirinya. Tanpa menoleh, Oik melangkahkan kakinya cepat menuju kelas.
***
kupercaya suatu hari nanti
aku akan merebut hatimu
walau harus menunggu
sampai ku tak mampu
menunggumu lagi
kupercaya suatu hari nanti
aku akan merebut hatimu
walau harus menunggu
sampai ku tak mampu
menunggumu lagi
Sudah satu minggu ini
setelah Cakka berusaha untuk meminta maaf tempo hari kepada Oik. Cakka dan Oik
kini lost contact karna Oik yang memang berusaha untuk melupakan Cakka.
Walaupun itu sulit, dan mungkin butuh berhari-hari, berminggu-minggu,
berbulan-bulan bahkan bisa juga bertahun-tahun. Namun rasanya hati Oik masih
menginginkan kembali kepadanya walaupun hanya ‘sebatas sahabat’.
saat ini di SMA CANVAS masih istirahat.
Otomatis semua siswa tidak ada yang di dalam kelas.
Oik memilih ke kantin dengan Acha dan
Sivia. Ia selalu menghindari kontak mata dengan Cakka setiap bertemu. Dan ia
pun memilih satu bangku dengan Acha karna dulunya ia satu bangku dengan Cakka.
Acha-Sivia pun akhirnya tahu permasalahan yang terjadi pada Oik.
Oik, sivia dan Acha masih mencari tempat
duduk setelah mereka membawa pesanan masing-masing.
“Via, Acha, kita kesitu aja yuk” tunjuk
Oik pada satu bangku panjang yang masih kosong.
“Yuk” jawab keduanya kompak.
‘Bruk’
“Au...” pekik seseorang yang kena
tumpahan makanan Oik.
“Makanya kalau jalan tuh pake mata
jangan pake dengkul!” ujar orang itu ketus.
Saat Oik mendongakkan kepala ternyata
yang ditabraknya tadi Shilla.
“Kka, basah nih baju aku. Gara-gara nih
cewek satu” rengek Shilla.
“Udah Shill, lagian dikit doang kan
basahnya?” Kata Cakka tenang.
“Tapi kan tetep aja, dia itu salah! Kamu
kok gak marah sih sama dia?” Tanya Shilla lagi sambil melirik Ke arah Oik.
Sedangkan Oik hanya cuek aja menunggu kelanjutan ceritanya dan menatap dengan
pandangan menantang ke arah Cakka & Shilla.
“Udah ngomongnya? Kalau gitu aku ma
pergi. Emm sorri ya buat yang tadi. Gak sengaja” Ucapnya datar masih dengan
gaya cueknya.
“Gak kok Ik, kamu gak salah. Mungkin
Shilla yang kurang hati-hati jalannya tadi.” Jawab Cakka sambil tersenyum tapi
malah di balas dengan senyum kecut Oik.
“Kka, kamu kok gitu sih? Orang dia tadi
yang salah” Shilla tak terima dengan omongan Cakka barusan. “Eh, Oik. Bersihin
nih rok gue”
“Ya udah, lepas dong rok loe!” tantang
Oik.
Suasana kantin kini mulai ramai, ada
yang mendukung Oik ada pula yang mendukung Shilla.
Shilla yang ditantang tak bisa berkutik.
Masak iya, dia mau telanjang?
Cakka yang udah gerah dengan adegan ini
akhirnya menengahi.
“STOPPP SEMUA!” bentaknya. “Kalian tuh
gak malu apa berantem gara-gara hal sepele kayak gini?”
“Daripada buang-buang waktu gue. Mending
loe urus aja tuh pacar loe yang sok ganjen” Kata Oik masih dengan gaya cueknya.
“Via, Acha pergi yuk dari sini. Udah gak nafsu gue”
Sepeninggal Oik dari kantin Cakka pun
langsung mengajak Shilla pergi dari kantin, karna malu mungkin.
Tanpa angin tanpa hujan, tiba-tiba Alvin
datang dan mulai masuk ke dalam kehidupan Oik. Seteleh PDKT yang cukup panjang,
akhirnya Alvin pun menembak Oik.
“Oik,aku mau jujur sama kamu Ik” saat
ini Alvin dan Oik masih duduk-duduk di taman.
“Jujur apa?”tanya Oik bingung.
“Aku suka sama kamu Ik, aku cinta sama
kamu.” Kata Alvin akhirnya. “Would you
be my girl?” tanyanya kemudian.
Oik kaget mendengar pernyataan Alvin
barusan.
Sedangkan di tempat lain tak jauh dari
tempat Oik&Alvin berada. Ada seseorang yang sejak tadi melihat mereka
berdua, entah kenapa ia menjadi panas dan marah. Rasanya ingin menghancurkan
semua benda yang ada disitu. Saat ia mendengar Alvin menembak Oik.
‘Please Ik jangan diterima. Aku sadar
aku suka sama kamu, aku sadar sesuatu yang hilang dari hidupku beberapa bulan
ini tuh kamu. Mungkin ini karma yang Tuhan berikan untukku Ik’ batin seseorang,
dia adalah Cakka.
“Tapi, Vin..sebenernya...”
“Sebenernya apa Ik?”
“Sebenernya...”
“Sebenernya Oik hanya cinta sama gue.” suara
dari belakang mereka.
Kontan Oik dan Alvin menoleh ke
belakang, Oik kaget melihat Cakka ada disitu.
“Cakka...” Ucap keduanya.
“Iya ini aku Cakka. Buat Alvin, maaf ya
Oik sudah menjadi pacarku”
“Bukannya loe marahan ya ma Oik?” tanya
Alvin bingung.
“Tapi sekaranga kita udah baikan kok,
iya gak Ik?” Cakka meminta persetujuan dari Oik. Tapi Oik hanya bisa melongo
dan menatapnya sebal.
“Siapa yang bilang aku pacar..” ucapan
Oik di potong Cakka.
“Kayaknya kita perlu bicara berdua deh
Ik. Alvin, aku tinggal dulu ya” senyumnya jahil, ia menggandeng Oik dan
berlambai-lambai ria ke arah Alvin.
“Cakka lepasin!” Pekik Oik sambil
berusaha melepaskan tangannya.
“Aku gak mau lepasin kamu lagi Oik,
setelah apa yang kamu perbuat kepadaku.” Cakka meatap lekat kedua mata Oik,
berusaha untuk mencari dirinya di dalam sana. Namun Oik memalingkan
pandangannya ke arah lain. “Hh.. jujur waktu itu aku kalut, Maafkan aku Ik,aku
takut kehilanganmu setelah aku menyadari satu perasaan yang tersembunyi dalam
hatiku, Hanya ada satu nama disana... Nama itu Oik Cahya Ramadlani. Peri
kecilku”
“Oh, terus?” ujar+tanyanya singkat.
“Ih, Oik gak bisa diajak romantis dikit
sih? Kok jawabnya gitu,” Kini Cakka cemberut.
“Ih kok jadi kamu sih yang marah?”tanya
Oik ikut-ikutan sebel.
“Kamu juga sih yang mulai.” Jawab Cakka
ikutan marah. “Ya udah, kamu mau gak jadi pacarku?” Tanya Cakka cepat.
“Hah? Apa tadi kamu bilang? Oh, kamu
lagi pingin kembang pacar ya?” tanya Oik polos #kembang pacar@makanan sejenis
kayak ketan
“Ih Oik, bukan kembang Pacar. Tapi
Pacar!” Lama-lama Cakka gemes juga nih. “Mending kamu diem dulu deh! jangan
ngrusak momen.” Perintah Cakka yang membuat Oik anteng.
Saat ini mereka saling berhadapan satu
sama lain, Cakka mulai dari awal. Cakka memegang dagu Oik dan mengangkatnya,
saat itu mata mereka beradu pandang. Oik sudah mulai dag,dig,dug nih. Mau tak
mau ia pun menatap mata Cakka.
“Would you be my girlfriend?” tanya
Cakka.
Oik berusaha mencari kejujuran di kedua
bola mata Cakka. Setelah menghembuskan nafas, akhirnya Oik menemukan jawaban
yang pas. Oik melepaskan tangan Cakka dari dagunya, ia berbalik dan mulai
berjalan meninggalkan Cakka.
“Mau kema ik?” tanya Cakka menghentikan
langkah Oik.
“Apa kamu sama Shilla..”
“Aku sama dia udah putus. Aku sadar aku
hanya menganggapnya sebagai sahabat gak lebih. Dia udah jadian tuh sama Kak
Riko. Jadi gimana?” tanya Cakka
“Gimana apanya?” tanya Oik masih
memunggungi Cakka.
“Kamu mau kan jadi Pacar ku?”
“Maaf Kka, tapi aku gak bisa..”
“Aku tahu kok, kamu gak bakal trima aku
setelah apa yang aku lakukan terhadapmu selama ini” Ujar Cakka lesu.
“siapa bilang? Maksudku, aku gak bisa
nolak kamu Cakka Kawekas Nuraga” kini Oik sudah berpaling ke Cakka.
“Beneran? Thanks Ik. Makasih juga buat
kadonya. Kamu masih inget juga ternyata, padahal itu kan permintaanku 10 tahun
yang lalu.” Ujarnya dalam pelukan Oik.
“E...iya..Cak..kKa.. lepasin dong!” Ucap
oik yang mulai tersengal-sengal nafasnya karna sangking kuatnya pelukan Cakka.
“Heheh peace sorry, kelepasan tadi.”
Cakka mendekatkan diri ke Oik, kini
jarak di antara mereka sudah dekat, hembusan nafas Cakka sudah mulai terdengar
dan terasa di depan wajah Oik. Oikpun mulai menutup matanya.
‘Cup’
Cakka mengecup keningnya singkat. “Ik,
kamu kenapa? Kok tutup mata?”Tanya Cakka jahil.
“Ehm,, gpp kok” jawab Oik gugup.
“Di kening aja ya, kamu kan masih kecil”
Cakka tersenyum saat melihat muka Oik cemberut. “Maksudku, ntar aja di bibirnya
kalau uadah nikah”
“Emangnya aku mau nikah sama kamu?”
tanya Oik menantang.
“Ya harus dong!”
“Ih, maksa banget sih”
“Biarin wlek.. ;P” merekapun
kejar-kejaran.
“Ekm.. kayaknya panas banget nih? Rik,
kamu panas gak?” Ujar seseorang, Shilla
“Iya nih.banget malah” Timpal Riko
tersenyum jahil.
“Lho Shilla, Kak Riko?” Tanya Oik
bingung. “kalian daritadi disini?”
“Ya iyalah. Ik, aku minta maaf ya. Waktu
itu aku gak bermaksud kok” Ujar Shilla.
“Emm, gpp kok Shill. Kita kan teman”
“Kka, PU’a dong” minta Riko.
“Eh kita kok di tinggal sih.” Ujar
seseorang. Dia Via bersama Iel,Acha&Ozy.
“Kalian jadian kok gak bilang-bilang ma
aku?” amuk Oik.
“Hahahahaha.... kalau mau disalahin, tuh salahin pacarmu
Cakka!” Kata Iel.
“Ini kan idenya Cakka”
“CAKKKA..........................”
Yang diteriaki malah nyengir dengan
tampang watadosnya.
“hahahaha....” merekapun tertawa bersama
melihat kekonyolan CAKKA&OIK.
Dear Diary,
Inilah kisahku, kisah cinta yang mungkin berawal
tragis, dimana aku harus berkorban demi kebahagiaannya. Cakka Kawekas Nuraga.
Sekarang kami telah menyusun serpihan-serpihan hati itu bersama, tidak hanya
aku dengan Cakka. Tapi juga Sahabat-sahabat kami, Acha, Shilla,Sivia yang telah
menemukan pasangannya masing-masing. Ozy, Kak Riko, dan Kak Iel. Terimakasih
Tuhan, engkau telah mengabulkan permintaanku. Aku akan menjadi orang yang
paling bahagia di dunia ini.
Ku ingin kau tahu, ku ingin kau selalu
Dekat denganmu setiap hariku
Sudahkah kau yakin untuk mencintaiku
Ku ingin hanya satu tuk selamanya
*courtesy of LirikLaguIndonesia.Net
Ku tak melihat dari sisi sempurnamu
Tak peduli kelemahanmu
Yang ada aku jatuh cinta karena hatimu
Dekat denganmu setiap hariku
Sudahkah kau yakin untuk mencintaiku
Ku ingin hanya satu tuk selamanya
*courtesy of LirikLaguIndonesia.Net
Ku tak melihat dari sisi sempurnamu
Tak peduli kelemahanmu
Yang ada aku jatuh cinta karena hatimu
Cintaku tak pernah memandang siapa kamu
Tak pernah menginginkan kamu lebih
Dari apa adanya dirimu selalu
Tak pernah menginginkan kamu lebih
Dari apa adanya dirimu selalu
Cintaku terasa sempurna karena hatimu
Selalu menerima kekuranganku
Sungguh indah cintaku
Selalu menerima kekuranganku
Sungguh indah cintaku
Sudahkah kau yakin untuk mencintaiku
Ku ingin hanya satu tuk selamanya
Ku ingin hanya satu tuk selamanya
Ku tak (ku tak) melihat dari sisi sempurnamu
Tak peduli kelemahanmu
Yang ada aku jatuh cinta karena hatimu
Tak peduli kelemahanmu
Yang ada aku jatuh cinta karena hatimu
Cintaku tak pernah memandang siapa kamu
Tak pernah menginginkan kamu lebih
Dari apa adanya dirimu selalu
Tak pernah menginginkan kamu lebih
Dari apa adanya dirimu selalu
Cintaku terasa sempurna karena hatimu
Selalu menerima kekuranganku
Sungguh indah cintaku, cintaku
Selalu menerima kekuranganku
Sungguh indah cintaku, cintaku
Cintaku tak pernah memandang siapa kamu
Tak pernah menginginkan kamu lebih
Dari apa adanya dirimu selalu
Tak pernah menginginkan kamu lebih
Dari apa adanya dirimu selalu
Cintaku terasa sempurna karena hatimu
Selalu menerima kekuranganku
Sungguh indah cintaku
Sungguh indah cintaku, indah cintaku
Selalu menerima kekuranganku
Sungguh indah cintaku
Sungguh indah cintaku, indah cintaku
END
0 komentar:
Posting Komentar